Skip to content
Costumer Service

Costumer Service

Gunawarman Hallmark & Event

Costumer Service Halo, Ada yang bisa saya bantu

  1. Home
  2. »
  3. Artikel
  4. »
  5. Ciri Khas Pernikahan Adat Mandailing: Menyelami Keunikan Budaya Sumatera Utara

Ciri Khas Pernikahan Adat Mandailing: Menyelami Keunikan Budaya Sumatera Utara

Pernikahan adat Mandailing merupakan perpaduan harmonis antara nilai-nilai agama, adat, dan kearifan lokal masyarakat Sumatera Utara. Setiap tahapannya sarat makna filosofis, mencerminkan identitas budaya yang dijaga turun-temurun. Artikel ini mengupas keunikan prosesi pernikahan adat Mandailing, dari persiapan hingga pasca-pernikahan.

Prosesi Adat yang Penuh Makna

Prosesi Mangaririt adalah pertemuan awal keluarga calon pengantin untuk membahas kesiapan pernikahan. Di sini, kedua pihak saling mengenal dan menyepakati prinsip dasar pernikahan, seperti tanggung jawab dan kesetaraan.

Sinamot (mahar) bukan sekadar simbol materi, melainkan bentuk penghargaan kepada keluarga perempuan. Nilainya ditentukan melalui musyawarah, mencerminkan martabat keluarga dan kemampuan calon mempelai pria.

Martumpol adalah ritual pertunangan dengan menyematkan uang logam di atas daun sirih. Prosesi ini melambangkan ikatan resmi yang disaksikan tetua adat dan keluarga.

Busana Pengantin yang Sarat Simbol

Pengantin wanita mengenakan ampu (mahkota emas) dan bulang (hiasan kepala berlapis kain), simbol status dan keanggunan. Warna dominan merah dan emas melambangkan kemakmuran.

Pengantin pria memakai ulos (kain tenun khas) di bahu dan destar (ikat kepala). Ulos menjadi lambang perlindungan, sementara destar menegaskan kedewasaan dan tanggung jawab.

Ritual Unik sebagai Penyempurna Pernikahan

Pada acara Marunjuk, pengantin duduk di pelaminan sambil menerima doa dan nasihat dari tetua adat. Ritual ini menjadi puncak pernikahan, menandai penyatuan dua keluarga.

Setelah menikah, pengantin wanita dibawa ke rumah suami dalam prosesi Maningkir. Keluarga pria menyambut dengan tarian tortor dan musik gondang, simbol penerimaan penuh sukacita.

Makna Filosofis di Balik Tradisi

Pernikahan adat Mandailing mengintegrasikan nilai Islam dengan adat setempat, seperti penggunaan doa-doa Islami dalam setiap ritual, tanpa mengikis unsur budaya.

Keterlibatan seluruh keluarga dan masyarakat mencerminkan semangat marsiadapari (kebersamaan). Mulai dari persiapan hingga pesta, semua saling bahu-membahu.

Penutup

Pernikahan adat Mandailing bukan hanya seremoni, tetapi warisan budaya yang memperkuat identitas masyarakat. Di tengah modernisasi, esensi kebersamaan, penghormatan pada leluhur, dan makna filosofis tetap terjaga, menjadikannya kebanggaan Sumatera Utara.

Scroll to Top